Beranda > Polahku Teranyar.. > Senyum Manis si Centil Merah Putih..

Senyum Manis si Centil Merah Putih..

“Centil…” sapaku pada sosok gadis manis berkerudung merah dipadu seragam merah putih beberapa jam yang lalu. Dahi si gadis tampak mengerenyit dan matanya menatap tajam ke wajahku seolah ingin membuka masker yang masih kukenakan. Tapi nampak sorot matanya berbinar dan lantas mengucap pelan meski terdengar agak ragu.. “Pak Uban ya..”.. Aku tergelak dan membuka masker yang kupakai meski detik berikutnya terkejut karena tangan kananku segera direnggut oleh si gadis dan dicium laksana anak terhadap orang tuanya. Namun suasana itu segera berganti saat sadar bahwa kami berdua ada di tempat umum..

Setelah memberi minum si MC dengan PERTAMAX maka aku berniat segera meninggalkan salah satu depo PERTAMINA di sisi Jalan Raya Jakarta-Merak itu. Namun si gadis mengambil kunci motor sambil mengacungkan jari telunjuknya ke satu sisi di area pengisian bahan bakar umum itu yang terlindung dari rintik hujan. Ya.. malam ini hujan baru saja usai menyisakan gerimis di kawasan Serang. Aku lantas menuntun motor ke tempat yang ditunjuknya tepat dimana Ia berlari kecil menemui rekannya. Tak berapa lama setelah satu orang berseragam sama menggantikan posisinya, si gadis menyusulku sambil berlari kecil menghindari gerimis.

“Bapak apa kabar? Sudah nikah belum?..” dua kalimat tanya meluncur dari bibir tipisnya saat mencapai tempatku menunggu. Aku tertawa kecil mendengar pertanyaan keduanya.. “Kabarku baiiik.. Belum nikah, masalah buat loe?” sahutku menjawab tanyanya. Dan kami tergelak lagi bersama..

Sahabat.. setelah hampir setahun berpisah, malam ini aku bertemu lagi dengan mantan operatorku di tempat kerjanya yang baru. Pak Uban.. demikian sapaan akrabnya untukku guna membalas sapaan si Centil yang selalu aku lontarkan jika aku keliling line produksi. Ketika kutanya bagaimana dia mengenaliku meski menggunakan masker, ternyata dari sapaan untuknya yang memang hanya diucapkan oleh aku di dunia ini dan dari bulu mata lentikku. Lantas kususul dengan pertanyaan apakah dia tidak diomelin kalau ngobrol di jam kerja. Ternyata dia beralasan pada rekannya bahwa aku adalah tunangannya dan ada perlu sebentar terkait persiapan menikah.. Dasar centiiiil..

Hampir setahun berlalu memang saat dia pamit resign dari departemenku untuk menikah. Namun calon suaminya harus magang ke Korea dulu sehingga dia memutuskan untuk bekerja guna mengisi “waktu tunggunya” sampai akhir tahun ini dimana si pujaan hati akan mengikatnya dalam satu keluarga baru. Malu.. adalah jawabannya saat kutanya kenapa tidak balik dulu lagi ke kerjaan lama.. Takut bapak tambah patah hati.. lanjutnya seraya menghindar karena akan kujewer..

Sahabat.. mungkin kita sering merasa bahwa saat berpisah dengan teman, saudara, atau pacar adalah akhir sebuah pertemuan. Terlebih dengan idiom bahwa ada pertemuan pasti ada perpisahan. Namun malam ini aku menyadari bahwa setiap pertemuan takkan ada perpisahan jika ada dua hati, dua rasa, dan dua niat sama untuk tetap bertemu meski sebatas doa karena terpisah ruang dan waktu.

Dan memang itulah yang kami lakukan di akhir pertemuan singkat kali ini setelah saling bertukar nomor telepon. Aku doakan agar si gadis selalu sehat dan persiapan menikah lancar sampai hari bahagia itu tiba. Lalu apa doanya? Agak nakal.. Semoga aku tidak sakit hati karena dia menikah dengan pria lain, senantiasa sehat, dan kalau nanti datang di pernikahannya sudah punya pasangan agar tidak bertiga saat difoto. Tetep centiiil..

Sebelum pulang kutawarkan untuk makan malam meski kutahu ini masih di jam kerjanya. “Bukan nolak pak.. tapi Centil sekarang gak bau produk.. tapi bau bensiiin.. Centil juga takut jatuh cinta lagi sama bapak..” Haiyaaah.. dan dia tersenyum manis.. Setelah cium tangan terakhir dia masih mengolokku.. “Uban bapak tambah banyak tuuh..” dan sambil tersenyum lebih manis dia berlari ke tempat pertama aku menyapanya malam ini.. Centiiiiiiiil….

  1. odett
    Agustus 5, 2013 pukul 6:13 PM

    Hahahaha kayaknya beneran patah hati ni .bapak..

    • Agustus 5, 2013 pukul 6:19 PM

      Sampai nangis nggerung-nggerung dek.. Nuwun kunjungane ya.. Salam wong pabrik.. Solo aman?

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar