Saatnya Minta Tolong…
Sahabat.. ini adalah penggalan cerita sambungan dari coretanku dua hari kemarin.. saat meluangkan waktu untuk melepaskan penat di ujung propinsi Banten. Satu kisah yang membuatku tersadar akan apa yang terjadi pada hidupku sekarang.. bahwa saya perlu sebuah PERTOLONGAN..
Keriangan sungguh kurasa saat itu, meski sepatu yang baru saja dicuci si teteh harus basah terkena ombak Pantai Pasir Putih Carita. Pun canda tawa juga begitu deras membuncah meski kusadar esoknya harus bergelut lagi dengan pekerjaan. Semuanya begitu lepas.. renyah.. sampai lemas. Masih kuingat senyum puasku saat melihat anak-anakku seolah kembali ke puluhan tahun lalu karena di usia yang rata-rata mendekati kepala tiga (biar sama denganku hehehe..) saling melempar pasir dan bergantian bermain menantang derasnya ombak yang beberapa hari ini menurut para penjual di kawasan itu cenderung besar melebihi hari-hari biasa.
Aku menikmatinya.. sungguh menikmatinya.. di atas ban besar yang mengapungkanku melawan alun demi alun gelombang air laut yang menerpa. Tak sadar aku dan ban semakin ke tengah.. ke tengah.. dan benar benar jauh dari tepian pantai. Ups.. aku mulai melihat sekeliling dan tersadar bahwa ini sungguh di luar perhitunganku bro and sist.. Aku memang bisa berenang tapi ala kadarnya dan sepanjang kakiku bisa menyentuh dasar air walau berjinjit. Tapi kali ini lain.. aku julurkan kakiku pun seolah dasar pantai masih ribuan meter. Ya Tuhan.. ombak terasa semakin besar dan saat kucoba berenang ke tepi alamaaaak.. kaki kananku KRAM!! Baca selengkapnya…
Carita Punya Carita
Seminggu penat dalam pekerjaan rupanya membuat saya mengincar hari libur di akhir pekan. Bahkan sampai dibawa doa agar Minggu libur.. sungguh pengen banget melepas keperawanan si MC di daerah Ibu Atut ini. Apalagi memerawani jaket VICKS yang masih terang warnanya (inget si Brafo yang mulai memudar hitamnya). Deg-degan dan sambil obral ajakan di satu grup curhat menjadi pengisi dua hari menjelang Jumat saat memo weekend biasa diterbitkan..
Dan.. akhirnya terkabul sudah.. Jumat sore bisa dipastikan bahwa hari Minggu libur alias bebas lembur.. mulailah tung itung itung dan merancang Foreplay Touring. Ups.. maksudnya pemanasan gitu.. sebab akan ada wadah yang lebih besar untuk penggemar touring bin kluyar-kluyur di pabrikku. Jadi kenapa saya berniat banget tidak hanya DOANG ya karena rencana ini untuk melempar api demi api semangat yang akan menyusun satu api besar dalam wadah Kino Bikers Community sehingga tidak padam sebelum berkembang (haiyaaah).
Dan tralala.. setelah SMS demi SMS terkirim dan diterima, telepon bersahutan, janji demi janji dikatakan.. datang juga hari Minggu pagi. Semalaman gak bisa tidur karena bikin video klip narsis akhirnya berakhir juga di pangkalan ojek satu kawasan industri. Semalaman pula berkoordinasi tentang surat jalan dengan security pabrik agar lebih tenang di perjalanan dan aman sentausa menghantarkan rombongan ke tujuan sampai kembali pulang. Plus semalaman memikirkan banyaknya motor yang akan ikut sehingga siapa yang akan jadi leader, sweeper, mechanic, P3K, Logistic dll. sebab banyaknya janji yang akan ikut.
Apa yang terjadi sahabat.. Minggu pagi yang cerah itu saya telat ke lokasi lepas landas sampai ditelpon admin saya yang membawa serta keluarganya (kebiasaan deh si teteh gak bisa ngaret). Minggu yang penuh janji mulai tergerogoti karena boncengan saya pun undur diri sebab ibundanya sakit. Minggu yang dinanti ternyata masih perlu menanti sebab sampai jam yang ditentukan banyak yang belum re-konfirmasi dan membatalkan janji. Dan yang terjadi.. hanya kami ber-sembilan yang siap pergi menantang pagi, di atas empat motor, membelah jalanan menuju satu tempat di ujung propinsi ini.
Sahabat.. hanya empat motor saja, apakah saya nyerah? nyesal? marah? Hahaha.. enggak tuh.. Jalan terus meski ternyata harus bertanya kanan kiri sebab si leader bosan lewat jalan biasa dan memilih satu jalan yang belum pernah ditempuh sebelumnya (biasanya via Cinangka kali ini via Mandalawangi) yang jalannya superduper bergelombang hingga malah mau ke gunung padahal pengennya ke…
Sesal pun tidak ada karena saya sudah tidak bisa tidur untuk menantikan hari ini bahkan jika di akhir cerita ini kami harus kehujanan sepertiga perjalanan kembali. Faktanya bisa nemu mbak cantik pramusaji Saung Ciujung (awas.. kapan2 saya satronin lagi tuh saung). Bahkan satu mobil berisi lima rekan kami pun menyusul ke … saat kami mulai melepas ekspresi.
Apalagi marah.. wong tujuannya refreshing. Justru sedikitnya motor ini rasanya campur tangan Tuhan karena kalau banyak motor tentu saya belum sebaik crew BRAFO dalam menghandle touring (wong di BRAFO kerjaannya cuma marah-marah ajah..). Jadi semuanya dibawa lepas.. bebas.. selepas tawa dan canda kami di Pantai Pasir Putih Carita.. Tempat jaket VICKS dan si MC kuperawani..
Cerita tentang terkatung-ku di tengah pantai akan ada di coretan selanjutnya.. Terima kasih rekan-rekan.. Terima kasih Tuhan..
Komentar Terbaru