Arsip

Posts Tagged ‘Pendidik’

Kala Si Kondektur itu bertoga…

Juli 22, 2012 4 komentar

Hari ini lirih kuucap “Dirgahayu Pak Bos.. Semoga Tuhan senantiasa menjagamu.. Pendidik dan Idolaku..”. Yach, hari ini bapakku tepat berusia 54 tahun. Meski tak bersamanya hari ini, tapi aku tahu bahwa kerut di keningnya menandakan satuan angka puluhan di usianya. Pagi ini kuluangkan waktu untuk mendengar suaranya di ujung hape seraya memastikan bahwa kondisi beliau sehat di hari jadinya dan puasa keduanya. Jika ingin mengenal beliau, bisa dilihat di sini, atau di sini, juga di sini. Kali ini aku ingin persembahkan coretan ini buat ultah beliau sekaligus kuikutkan di lomba blog SSE dengan tema “Menjadi Pendidik”..

Sambil menatap wajah si Aspire yang kali ini kujadikan teman mencoretku, aku ingat kalau saat ditanya dalam sesi wawancara kerja, aku akan jawab bahwa bapakku adalah seorang dosen.. Ya, meski dosen SD saja heehee.. Satu profesi mulia yang beliau emban dan tekuni selama separuh usianya. Dalam satu sesi obrolan kami berdua ditemani dua cangkir kopi dan cemilan malam, beliau menceritakan bahwa beliau memilih untuk menjadi guru atau pendidik karena di masa itu masih jarang sekali yang menekuni profesi itu sebab kualitas SDM juga masih rendah. Bibir yang semakin menghitam itu sangat lancar bercerita tentang bagaimana waktu beliau SMP banyak temannya baik yang kurang mampu atau yang anak orang berada tertinggal di semua mata pelajaran karena kesempatan belajar yang sedikit sebab sang guru tidak masuk atau jadwalnya berbenturan dengan sekolah lain. Akhirnya beliau berinisiatif untuk mengadakan kelompok belajar guna menambah jam belajar mereka dengan dirinya sebagai pembimbingnya. Luar biasanya itu dilakukan setelah beliau bekerja serabutan sebagai kuli angkut, kuli bangunan, atau kondektur guna memenuhi kehidupan sehari-harinya karena memang beliau tidak mau dikirim uang oleh orang tuanya. Yah.. kondektur yang selalu menunduk jika yang ditarik ongkos adalah pendidik atau guru SMP-nya.

Aku menggigit bibir kala itu, sungguh trenyuh dan memang aku belum seujung kukunya dibanding beliau. Baik dari masa kecilnya maupun sampai sekarang pun, aku belum bisa menyamainya. Masih dalam kesempatan yang sama, kami obrolkan suka dukanya menjadi pendidik selain slogan Ing Ngarso sing Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, maupun Tut Wuri Handayani (Ki Hajar Dewantara-Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) yang wajib diemban dalam melaksanakan tugas kependidikan. Apa saja itu? Baca selengkapnya…